parboaboa

Festival Songkran 2024 di Thailand Tewaskan 287 Orang

Fika | Internasional | 19-04-2024

Suasana perayaan festival Songkran yang dilakukan oleh warga dan pendatang. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA, Medan – Festival Songkran di Thailand yang dilaksanakan selama tujuh hari, memakan korban hingga 287 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas.

Dilansir dari Bangkok Post, Jumat (19/04/2024), Menteri Dalam Negeri Thailand, Anutin Charnvirakul mengatakan bahwa selain korban tewas, sebanyak 2.060 orang juga mengalami luka-luka.

Ia menjelaskan, ratusan orang yang meninggal dunia selama pelaksanaan Festival Songkran di Thailand yaitu sejak 11 sampai 17 April sebagai imbas kecelakaan. Dalam rentang waktu yang bersamaan dengan dilaksanakannya Festival Songkran itu tercatat sebanyak 2.044 kecelakaan lalu lintas terjadi.

Kecelakaan sepeda motor tercatat sebagai yang paling banyak terjadi, yaitu 84,9 persen. Korban tewas dan luka ini merupakan pengendara motor yang sebagian besarnya tidak mengenakan helm sebagai pelindung kepala.

Provinsi Chiang Rai menjadi lokasi yang paling banyak terjadi kecelakaan. Di mana ada 87 kecelakaan lalu lintas dan 17 korban jiwa.

Sedangkan provinsi lainnya yang mengalami korban luka terbanyak adalah Phrae yang berada di sebelah utara Thailand, dengan korban 68 orang. Sementara dari 77 provinsi di Thailand, hanya tujuh provinsi yang bebas dari kecelakaan lalu lintas.

Charnvirakul memaparkan jika dibandingkan dengan perayaan Songkran di tahun sebelumnya, jumlah kecelakaan tahun 2024 sebetulnya berkurang. Namun dari sisi jumlah korban justru mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun 2023.

Menurutnya, jumlah kecelakaan dan korban yang hampir sama pernah terjadi pada periode Tahun Baru. Dimana sejak tanggal 29 Desember hingga 4 Januari terdapat 2.288 kecelakaan. Dari kecelakaan itu tercatat 284 korban jiwa dan 2.307 luka-luka.

Aparat terkait di Thailand menegaskan akan menekan angka kecelakaan lalu lintas di sepanjang tahun ini.

Diakui, Festival Songkran adalah salah satu perayaan yang paling ditunggu oleh masyarakat dunia. Namun ternyata, popularitas Songkran di mata wisatawan berbanding terbalik dengan penilaian aparat.

Bagi aparat berwenang, Songkran memiliki julukan “tujuh hari berbahaya”. Pasalnya, setiap kali perayaan Songkran berlangsung dipastikan akan memakan banyak korban. Mengingat, kemeriahan dan kegembiraan diduga menjadi alasan utama warga atau pendatang tidak mengindahkan aturan.

Dikutip dari Nation Thailand, setelah berakhirnya perayaan Songkran masyarakat kini kembali menjalani aktivitasnya sehari-hari. Aparat berwenang juga telah menugaskan kepolisian dan sukarelawan sipil untuk terus memantau jalan raya menuju Bangkok. Hal ini dilakukan dalam rangka mengurangi jumlah kecelakaan di jalan raya.

Festival Songkran merupakan salah satu yang masuk dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan (Intangible Cultural Heritage) yang diberikan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) di Thailand.

Penghargaan dari UNESCO ini baru diberikan tahun lalu, tepatnya 2023. Sehingga, perayaan Songkran tahun 2024 merupakan yang pertama kalinya sejak mendapat pengakuan dari UNESCO.

Festival Songkran sendiri merupakan salah satu budaya bagi masyarakat Thailand. Di mana Songkran menandai Tahun Baru menurut penanggalan Buddha. Songkran biasanya dirayakan pada pertengahan bulan April, setelah masyarakat memanen padi.

Dilansir dari laman UNESCO, Festival Songkran adalah momen di mana setiap orang berkumpul bersama keluarganya. Dalam suasana berkumpul itu, mereka memberikan penghormatan kepada keluarga yang paling tua, leluhur dan patung suci Buddha.

Ritual lain dalam perayaan Songkran ini adalah menuangkan air. Ritual ini dianggap sebagai salah satu tradisi yang penting selama Songkran berlangsung. Menuangkan air sebagai lambang pembersihan, penghormatan dan keberuntungan.

Selain itu, tradisi lainnya adalah memandikan patung Buddha, memercikkan air ke keluarga, teman, drama rakyat, festival musik bahkan pesta. Tradisi ini diwariskan melalui partisipasi masyarakat bahkan wisatawan mancanegara dalam sebuah perayaan.

Di beberapa kota besar di Thailand, Songkran selalu dirayakan dengan cara perang air di jalanan. Selain penduduk lokal, perang air ini biasanya diikuti juga oleh banyak wisatawan mancanegara yang sudah memahami tradisi ini.

Editor : Fika

Tag : #songkran    #unesco    #thailand   

BACA JUGA

BERITA TERBARU